Kali Pertama Fayra Bertemu Banjir

Ini adalah kali pertama Fayra bertemu dengan banjir. Di usia Fayra yang baru 5 hari, air bah mengalir di jalanan depan tempat tinggal Fayra. Sayangnya, Fayra saat ini hanya tinggal berempat dengan bunda, nenek dan tante kecilku tanpa ada ayah. Ayah saat ini sedang kerja di shift malam dan baru pulang esok pagi.
Bunda Fayra pun bingung dengan kondisi air sekitar yang mulai merembet masuk ke dalam rumah. Air semakin tinggi masuk dalam rumah. Fayra kedinginan hingga Bunda menyelimuti Fayra dengan beberapa lapis selimut dan kain.
Sementara itu, meskipun ayah sudah keluar dari tempat kerja, Ayah Fayra tetap tidak bisa pulang menemani Fayra yang kedinginan. Kondisi jalan pulang dipenuhi air banjir yang tak mungkin bisa di lewati. Kedaan air yang semakin tinggi membuat bunda berkali-kali telpon ayah. Ayah yang terjebak dalam perjalanan pulang hanya bisa pasrah dengan tetap di selimuti gundah memeikirkan kondisi Fayra.
Kondisi air di dalam rumah semakin tinggi hingga setinggi lutut orang dewasa. Bunda semakin khawatir dengan keadaan Fayra. Allah pun menurunkan pertolongan melalui tetangga yang juga pemilik rumah yang Fayra tinggali. Fayra pun diangkut pakai bak hingga ke loteng rumah Tante Heni, sang pemilik rumah.
Hari sudah mulai terik. Kondisi air banjir sudah mulai surut. Tapi ayah masih belum juga bisa melewati genangan air di jalan. Mereka yang terburu-buru dan memiliki uang pun memilih untuk pakai jasa penyebrangan pakai gerobak yang di dorong oleh 4 hingga 5 orang lebih. Ayah Fayra tak bisa melakukan itu karena masih harus membelikan makanan untuk bunda dan popok untuk Fayra.
Disela waktu menunggu jalan bisa di lewati, Ayah lagi-lagi mendapat kabar dari bunda tentang ari-ari Fayra yang sepertinya hilang tergerus air banjir. pikiran ayah pun makin kacau memikirkan ini dan itu. Semuanya.
Ayah Fayra pun mencoba mencari jalan alternatif bersama temannya yang juga pulang dari shift malam. Namun sial, Ayah Fayra sering kali menemui jalan buntu karena juga terkendala banjir. Hingga akhirnya Ayah terpaksa harus menerobos genangan air yang  dirasa bisa dilewati walaupun dengan hati was-was dan pikiran yang bercampur aduk..
Sekitar jam Setengah 3 sore ayah akhirnya sampai di Randusari dan menitipkan motor di rumah Eyang buyut dan meminta bantuan Om untuk mengantar ayah sampai depan gang rumah. Ketinggian air di gang jalan menuju rumah masih setinggi perut orang dewasa. Ayah Fayra pun menerobos masuk demi bisa bertemu Fayra, Bunda dan yang lainnya.
Dengan jalan agak sempoyongan ayaha menerobos air. Kondisi fisik yang lelah pulang kerja dan pikiran yang kacau sepertinya semakin membuat langkah ayah berat dalam menerobos air banjir. Namun ayah tetap berjuang demi Fayra dan Bunda. Ayah juga tak lupa membawa popok Fayra dan makanan untuk bunda.

Related Posts :

0 Response to "Kali Pertama Fayra Bertemu Banjir"

Post a Comment